Jumat, 10 Maret 2017

Malam Gelisah




Hasil gambar untuk malam gelisah abstrak

Malam Gelisah
 

Satu malam gelisah.

Di sini tak ada lampu minyak seperti di rumahnya dulu ketika mati lampu. Dia memandangi lampu pijar yang menerangi kamar kos di Sahadewa no.6 B. Kamar yang dihuninya bersama kawannya, kawan yang sama-sama dari kota tua. Sebuah meja penuh puluhan buku yang tak teratur terpajang di sebelah ranjang sederhana. Puluhan buku yang berjajar tak rapi. Dia melihat koleksi bukunya dengan perasaan bangga.

Rasanya baru kemarin aku di rumah. Kenapa aku begitu cepat ada di kamar kos ini?

Seketika dia merasa kalut, bingung. Saat berbalik, tiba-tiba ruangan menjadi kosong. Lampu pijar terlihat meredup. Mula-mula seperti kunang-kunang yang berpencar, kemudian melemah. Makin melemah, dan kemudian menjelma sebuah lorong yang gelap. Panjang dan sepi.

Keluarga.

Kampus.

HMI.

“Jalani apa yang menjadi kata hatimu.”

Lorong itu terlihat panjang.

Dug.

Ah, seperti ada yang terjatuh.

Dia terjaga dari tidurnya. Terasa tubuhnya basah oleh keringat. Padahal gerimis sendari tadi turun tak henti-henti.

Mimpi?

Dia bangkit dari tidur dan tercenung. Keringat membasahi wajah dan separuh bajunya. 

Sekelilingnya kosong, sepi, masih tetap dalam kamar kecil yang berantakan.

Malam yang aneh, bisiknya.[]

1 komentar: