Aku
Kaki dan Kau Mata
Aku
sejak kecil terlahir sebagai seorang yang buta. Aku terlahir dari keluarga
Muslim yang miskin. Dan kau, kau terlahir cacat kaki. Kau tidak dapat bejalan.
Kakimu lumpuh. Dan kau terlahir dari keluarga Nasrani yang miskin pula. Kedua
orangtuaku meninggal dunia semenjak aku kecil. Aku terlantar di sebuah tempat
pembuangan sampah dan aku dipungut oleh seorang yang baik hatinya. Begitu pula
kau. Kau juga terlahir sebagai yatim piatu. Dengan orang yang sama kau
dipungutya pula.
Akhirnya
kita bertemu. Bertemu dan berharap untuk hidup. Hidup seperti orang-orang yang
lain. Bagaimana mungkin? Aku buta dan kau lumpuh? Bagaimana aku bisa bekerja,
bagaimana aku bisa sekolah, dan wanita mana yang akan mau denganku? Begitu pula
dengan kau. Bagaimana kau akan bekerja? Berjalan saja kau sangat
memprihatinkan, bagaimana kau akan berlari mengejar bola ketika kau ingin
bermain bola?
Kau
dan aku berbeda. Berbeda dengan mereka yang mempunyai mata untuk melihat dan
yang mempunyai kaki kokoh untuk berjalan.
Kau
bertubuh pendek dan lumpuh. Kau seorang Nasrani. Sedangkan aku bertubuh tinggi
jangkung dan buta dan aku seorang Muslim. Kau mempunyai mata yang jernih, tajam
dan berbinar-binar begitu indah. Tapi kau lumpuh. Aku, aku mempunyai kaki yang
kuat, kokoh, dan dapat berlari kencang. Tapi aku buta.
Kawan.
Kau Nasrani dan aku Muslim. Sejak kecil kita sudah yatim piatu, dan tinggal
bersama dalam satu atap. Bagaimana kalau kita bekerja sama. Agar kita terlihat
seperti orang-orang yang normal. Bagaimana caranya? Begini, kau bergantung pada
kakiku untuk berjalan, dan aku bergantung pada matamu untuk melihat.
Aku Kaki dan Kau Mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar