Kamis, 15 Juni 2017

Resensi Novel Munajat Hati





Judul Buku      : Munajat Hati
Penulis             : Jaswanto
Tebal buku      : iv + 128
Penerbit           : Formasi Press
Tahun Terbit    : 2017

Sinopsis

Munajat Hati, sebuah novel karangan penulis muda Jaswanto atau biasa dipanggil Kang Aswan. Dalam bukunya cerita dimulai dengan kisah seorang pria bernama Muhammad Amirullah. Ia adalah seorang mahasiswa S-1 akhir di Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja, Bali. Jurusan Pendidikan Ekonomi.

Muhammad Amirullah adalah seorang mahasiswa yang sangat menjaga identitas keislamannya walaupun ia hidup di tengah-tengah kaum mayoritas agama Hindu. Dalam menjalani rutinitasnya, Amir selalu ditemani oleh ketiga mahasiswa yang berada di bawahnya. Ketiga mahasiswa itu ialah, Wahyudi, Ahmad dan Nur. Mereka bertiga satu kontrakan denganya dan satu daerah dengannya, Tuban.

Dalam ceritanya ada seorang wanita bernama Anak Agung Ayu Alisha. Ia adalah gadis Hindustan cantik nan cerdas dari Negara. Seorang gadis yang sangat misterius. Seorang gadis Hindu yang sangat cinta dengan Islam dan ritual ke pura tidak pernah ia tinggalkan. Seorang gadis Hindu yang lebih Islami daripada gadis Islam yang hanya mengaku Islam. Hingga suatu ketika, ia berani bertanya kepada Amir tentang apa itu jihad. Apakah jihad itu terorisme? Dan ia juga sangat antusias bertanya sejarah kelahiran seorang pemimpin besar umat Islam baginda Nabi SAW. di tengah kaum muda muslim-muslimah yang sudah lupa dengan kelahiran Nabi Muhammad, justru gadis Hindustan-lah yang sangat antusias akan hal itu. dan akhirnya Alisha jatuh cinta dengan Amir. Penulis sengaja memilih gadis non-muslim sebagai simbol bahwa sudah lunturnya kecintaan kepada baginda Nabi Muhammad. Penulis berharap dengan adanya novel ini, dapat menjadi tamparan keras kepada generasi muslim saat ini. Dalam novel ini, penulis juga sedikit mengkritik masalah sosial yang ada di Kabupaten Tuban mengenai adanya pabrik semen.

Fatimah adalah belahan hati Amir. Fatimah gadis yang nantinya akan dinikahi oleh Amir adalah seorang mahasiswi alumni Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Jawa Tengah. Pondok Pesantren asuhan KH. Maemun Zubair.

Rumitnya rumah tangga Amir dan Fatimah menjadi klimaks dari novel ini. Setelah menikah dengan Amir, Fatimah harus kembali ke Bali untuk melanjutkan kuliahnya. Sedangkan Amir berada di Tuban bekerja serta mempersiapkan diri untuk S-2nya di Turki. LDR tidak membuat cinta yang telah mereka jalin putus.

Novel ini diakhir dengan lumayan dramatis. Semenjak Amir menikah dengan Fatimah, Alisha tak lagi berhubungan dengan Amir. Pada saat Amir dan Fatimah akan berangkat ke Turki, mereka berdua hendak meminta restu kepada Alisha. Akan tetapi, Alisha sudah meninggal dunia dalam keadaan muslim. Terdapat penyesalan yang mendalam di hati Amir dan Fatimah.

Dan kabarnya, penulis sedang menyiapkan lanjutan novel ini dengan judul "Munajat Hati 2".

Kelebihan

Sebuah novel fiksi yang berisi tentang sekilas sejarah Indonesia dan kelahiran Nabi serta menjadikan Islam lebih dinamis tidak statis. Secara keseluruhan gaya bahasa dikemas dengan menarik, ringan dan tidak berbelit-belit atau banyak menuangkan bahasa asing. Pastinya mudah dimengerti, dipahami dan dinikmat oleh semua kalangan usia.

Kekurangan

Penulis terlalu cepat menyudahi tulisannya. Sebenarnya masih dapat dieksplor dan dikembangkan lagi alur ceritanya. Latar tempat yang berpindah dari Bali ke Tuban membuat pembaca harus lebih konsentrasi dalam berimajinasi saat membacanya. 


Informasi:

Untuk informasi dan pemesanan bisa hubungi distributor tunggal 0896-2723-0191 / 0857-4165-2433.
Penulis dapat dihubungi:
FB: Kang Aswan
IG: @jas_wan
Email: wantojas78@gmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar