Oleh: Kang Aswan
Thomas
Stamford Raffles dalam bukunya The
History of Java menggambarkan kecantikannya, Wajahnya cerah bersinar
seperti rembulan, begitu cantik. Raden Putri jauh lebih cantik dibanding Dewi
Ratih. Dia bersinar bahkan di kegelapan, tanpa satu cacat yang ada. Dia sangat
cemerlang sampai memancar ke langit saat memandang angkasa. Sinar matahari
bahkan tak kuasa menandingi. Dia begitu cantik hingga tak terkatakan. Bentuk
tubuhnya sangat indah, rambutnya terurai mengikal sampai ke mata kaki. Poni
rambutnya tersisir rapi dan keningnya sehalus batu cendana. Alisnya bagaikan
dua helai daun mimbo, ujung matanya menyudut ke atas, bola matanya besar dan
tampak berkaca-kaca dan bulu matanya lentik. Hidungnya kecil dan runcing dengan
deretan gigi yang rapi dan teratur. Telinganya secantik bunga gianti, dan
lehernya menyerupai daun gadung muda. Lenganya menyiku seperti busur,
jari-jarinya panjang dan ramping, selentik rerumputan hutan. Kukunya seperti
mutiara, kulitnya kuning terang.
Tujuh
belas tahun umurnya waktu itu. Tubuh langsing proporsional. Mata tajam.
Menelisik jeli. Dan jadilah ia bunga kampung di pedesaan pedalamam Pulau Jawa. Sinden
cantik tak terkira. Rambutnya bergelombang agak kemerah-merahan. Seperti
anggrek karang merah, yang kelopaknya semarak menjulai. Gurat leher yang jenjang.
Gadis Jawa itu sungguh sosok yang menggoda. Sepasang mata yang dinaungi
bulu-bulu lentik. Sepasang mata itu serupa semesta, membuat segala bahasa yang
jauh lebih sempurna daripada kata. Lalu bibirnya, seperti magnolia berembun
ketika subuh di halaman rumah. Lembut, wangi, tampak butuh perlindungan tapi
sejatinya mampu menaklukkan.
Kala
itu sedang musim semi. Terlihat bunga gelisah ditengah-tengah padang ilalang.
Menunggu kumbang dan kupu-kupu menghinggapinya. Bunga yang merekah adalah
simbol keagungan dan kecantikan. Duri yang tajam ibarat pertahanan wanita dalam
menjaga kehormatan dirinya.
Cintanya,
cantiknya, keindahannya, kebijaksanaannya, perhatiannya bagaikan bunga anggrek.
Ikatan kasih sayangnya, energinya, daya tariknya bagaikan bunga anyelir.
Kesabaranya bagaikan bunga aster. Pesona dewasanya bagaikan bunga cattleya.
Kegembiraannya, kasih sayangnya, persahabatannya, rahasianya bagaikan bunga
chrysanthemum. Kepolosannya,
kemurniannya, kesuciannya, kesetiaannya, kelembutannya, kesederhanaannya
bagaikan bunga daisy. Kemurnian dan kesopanannya bagaikan bunga lily.
Dialah
Gendhis Si Gadis Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar