Jawa
Timur Lebih Hebat dari Negara Maju
Oleh: Kang Aswan
Jawa Timur (bahasa
Jawa: Jawa Wetan) adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia.
Ibu kotanya terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km2, dan
jumlam penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas
di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak
kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa
di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa
Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean,
Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa (Kepulauan
Masalembu), dan Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa Barung).
Seperti judul tulisan ini
yang mengatakan bahwa Jawa Timur sejatinya lebih hebat dari Negara-negara maju
seperti misal Amerika, Negara-negara Eropa, Jepang, China dll. Kenapa seperti
itu? Tidak usah heran. Memang, kalau kita melihat secara pendapatan perkapita
Jawa Timur jauh lebih rendah daripada negara-negara maju. Namun, patut kita
ketahui bahwa yang dikatakan sebagai negara maju itu bukan hanya pendapatan
perkapitanya yang tinggi, akan tetapi mencangkup seluruh aspek kehidupan
penduduknya. Mulai dari kesejahteraan, kemerdekaan, kenyamanan, kemakmuran dll.
Pembuktian bahwa Jawa
Timur lebih hebat dari negara-negara maju, terbukti dari kisah berikut ini.
ӝ
ӝ ӝ
Pada suatu ketika ada
seorang murid yang bertanya kepada gurunya. Murid itu berkata,
“Pak Guru, Amerika itu
hebat ya, Jepang itu hebat ya, Inggris itu hebat ya, China itu hebat ya?”
Pak guru hanya
senyum-senyum penuh arti lalu menjawab,
“Iya Nak, mereka itu
memang hebat. Tapi..” kata pak guru tidak melanjutkan agar muridnya penasaran.
“Tapi apa, Pak?”
“Tapi ada sebuah wilayah
yang lebih hebat dari negara-negara maju itu.”
Si murid tercengang.
Melihat Amerika dengan PDP Per kapita mencapai US 52.800, Norwegia sebesar US
32.093, Australia sebesar US 31.197, dan negara-negara yang maju lainnya, masih
ada wilayah yang mengalahkan negara-negara itu kata gurunya.
“Wilayah mana itu, Pak?
Apakah rumah penduduknya terbuat dari emas? Apakah tempat itu seperti surga?
Dan apakah mereka benar-benar kaya?” tanya si murid penasaran.
Pak guru tak langsung
menjawab. Ia membenarkan pecinya lalu menjawab,
“Wilayah itu tak lain
ialah provinsi kita sendiri.”
Si murid makin bingung
dengan jawaban pak guru.
“Provinsi kita sendiri,
Pak?” tanyanya tidak yakin.
“Ya, provinsi kita ini.
Provinsi kita tercinta Jawa Timur.”
“Hebat dari mana, Pak?”
“Jawa Timur itu hebat
dalam segala hal.”
“Apa aja, Pak?”
“Pertama, dari segi
bahasa. Jawa Timur itu memiliki banyak sekali bahasa. Contoh, dalam Bahasa
Indonesia “makan” lalu dalam Bahasa Jawa Timuran memiliki sebutan lebih dari satu
dan uniknya penyebutan kata dan logat akan berbeda sesuai dengan lawan
bicaranya. Kalau berbicara dengan orang-orang tua (sesepuh), pejabat, dan orang-orang
yang terhormat lainya, maka kata “makan” diucapkan dengan kata “nedo”
dan dengan logat halus. Kalau dengan ayah, ibu maka kata “makan”
diucapkan dengan kata “dahar”.
Berbeda lagi kalau berbicara dengan kakak atau teman sebaya, kata “makan”
diucapkan dengan kata “mangan”. Ada
kalanya kata “makan” akan diucapkan secara kasar “jablok, nyekek, nguntal dll”. Lha, berbeda dengan negara-negara
maju. Misalkan Inggris. Dalam Bahasa Inggris kata “makan” disebut dengan “eat”. Kata “eat” itu untuk semua kalangan. Ratu Elisabeth juga “eat”, gelandangan juga “eat”, penjahat juga “eat” semua orang, semua kalangan “eat, eat
dan eat”. Itu semua menandakan bahwa
banyaknya penyebutan suku kata berarti kekayaan kreatifitas dalam pengolahan
kata. Inggris tidak lebih hebat daripada Jawa Timur. Ini baru kata makan.
Sekarang kata “padi, beras dan nasi”. Padi ketika masih hidup dan masih di
sawah, beras ketika sudah diproses dimesin giling dan nasi ketika sudah
dimasak. Itu kalau dalam Bahasa Indonesia. Berbeda dengan bahasa Jawa. Dalam
Bahasa Jawa ada empat tahap, Pari, gabah,
beras (wos), sego. Kalau di Inggris, kata padi disebut rice, beras juga rice,
nasi juga rice. Ini sudah membuktikan
kalau Jawa Timur itu memang hebat.”
Si murid tersenyum
penuh arti. Lalu pak guru melanjutkan,
“Kalau di negara-negara
maju sekarang sedang berlomba-lomba menciptakan pembungkus makanan yang ramah
lingkungan, sebenarnya Jawa Timur dari dulu sudah punya pembungkus makanan yang
ramah lingkungan yaitu, daun pisang, daun jati, dan daun ploso. Orang-orang
Jawa ada beribu-ribu yang bisa membaca dan bahkan hafal Al-Qu’ran, lagu-lagu
Barat, lagu Korea, lagu Mandirin dll. Coba bisa tidak orang Arab, orang
Amerika, orang Cina, orang India, orang Singapura, dan orang-orang yang hidup
di negara maju lainya suruh menyanyikan lagu Lir-ilir, Asmarandhana, Dhandanggulo, Gundul gundul pacul. Mereka
tidak akan bisa. Karena Jawa Timur lebih hebat dari mereka.”
Si murid makin kagum
dengan perkataan pak guru.
“Siapa bilang Cina itu
masyarakatnya sejahtera, di Cina orang hamil dibatasi, di Amerika membuat
partai politik dibatasi, di Jepang banyak orang tidak punya teman. Bersifat
individualis semua. Tapi, kalau Jawa Timur. Mau banyak uang, mau banyak utang,
mau melarat, mau kaya, mau miskin, mau besok dicabut nyawanya masih bisa
tertawa-tawa sambil ngopi sana sini. Yang masih punya hutang tak sungkan untuk
hutang lagi, yang tak punya uang, masih santai mencari, yang berhati malaikat
banyak dan yang berhati syetan apalagi. Masih mau bilang kalau Jawa Timur tidak
lebih hebat dengan negara-negara maju?”
Si murid hanya
menggelengkan kepala.
ӝ
ӝ ӝ
Kisah ini hanyalah
sebuah fikif belaka yang mengajak kita agar lebih bangga dengan tanah kelahiran
kita daripada terus-menerus membanggakan negeri orang lain. Kita jangan hanya
memandang dari satu arah saja, tapi kita harus mampu melihat dari berbagai
sudut pandangan yang berbeda. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar