Selasa, 15 November 2016

Cerpen_Jawa Timur Lebih Hebat





Jawa Timur Lebih Hebat dari Negara Maju
Oleh: Kang Aswan

Jawa Timur (bahasa Jawa: Jawa Wetan) adalah sebuah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Ibu kotanya terletak di Surabaya. Luas wilayahnya 47.922 km2, dan jumlam penduduknya 37.476.757 jiwa (2010). Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa, dan memiliki jumlah penduduk terbanyak kedua di Indonesia setelah Jawa Barat. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa (Kepulauan Masalembu), dan Samudera Hindia (Pulau Sempu, dan Nusa Barung).
Seperti judul tulisan ini yang mengatakan bahwa Jawa Timur sejatinya lebih hebat dari Negara-negara maju seperti misal Amerika, Negara-negara Eropa, Jepang, China dll. Kenapa seperti itu? Tidak usah heran. Memang, kalau kita melihat secara pendapatan perkapita Jawa Timur jauh lebih rendah daripada negara-negara maju. Namun, patut kita ketahui bahwa yang dikatakan sebagai negara maju itu bukan hanya pendapatan perkapitanya yang tinggi, akan tetapi mencangkup seluruh aspek kehidupan penduduknya. Mulai dari kesejahteraan, kemerdekaan, kenyamanan, kemakmuran dll. 

Pembuktian bahwa Jawa Timur lebih hebat dari negara-negara maju, terbukti dari kisah berikut ini.
ӝ ӝ ӝ
Pada suatu ketika ada seorang murid yang bertanya kepada gurunya. Murid itu berkata,
“Pak Guru, Amerika itu hebat ya, Jepang itu hebat ya, Inggris itu hebat ya, China itu hebat ya?”
Pak guru hanya senyum-senyum penuh arti lalu menjawab,
“Iya Nak, mereka itu memang hebat. Tapi..” kata pak guru tidak melanjutkan agar muridnya penasaran.
“Tapi apa, Pak?”
“Tapi ada sebuah wilayah yang lebih hebat dari negara-negara maju itu.”
Si murid tercengang. Melihat Amerika dengan PDP Per kapita mencapai US 52.800, Norwegia sebesar US 32.093, Australia sebesar US 31.197, dan negara-negara yang maju lainnya, masih ada wilayah yang mengalahkan negara-negara itu kata gurunya.
“Wilayah mana itu, Pak? Apakah rumah penduduknya terbuat dari emas? Apakah tempat itu seperti surga? Dan apakah mereka benar-benar kaya?” tanya si murid penasaran.
Pak guru tak langsung menjawab. Ia membenarkan pecinya lalu menjawab,
“Wilayah itu tak lain ialah provinsi kita sendiri.”
Si murid makin bingung dengan jawaban pak guru.
“Provinsi kita sendiri, Pak?” tanyanya tidak yakin.
“Ya, provinsi kita ini. Provinsi kita tercinta Jawa Timur.”
“Hebat dari mana, Pak?”
“Jawa Timur itu hebat dalam segala hal.”
“Apa aja, Pak?”
“Pertama, dari segi bahasa. Jawa Timur itu memiliki banyak sekali bahasa. Contoh, dalam Bahasa Indonesia “makan” lalu dalam Bahasa Jawa Timuran memiliki sebutan lebih dari satu dan uniknya penyebutan kata dan logat akan berbeda sesuai dengan lawan bicaranya. Kalau berbicara dengan orang-orang tua (sesepuh), pejabat, dan orang-orang yang terhormat lainya, maka kata “makan” diucapkan dengan kata “nedo  dan dengan logat halus. Kalau dengan ayah, ibu maka kata “makan” diucapkan dengan kata “dahar”. Berbeda lagi kalau berbicara dengan kakak atau teman sebaya, kata “makan” diucapkan dengan kata “mangan”. Ada kalanya kata “makan” akan diucapkan secara kasar “jablok, nyekek, nguntal dll”. Lha, berbeda dengan negara-negara maju. Misalkan Inggris. Dalam Bahasa Inggris kata “makan” disebut dengan “eat”. Kata “eat” itu untuk semua kalangan. Ratu Elisabeth juga “eat”, gelandangan juga “eat”, penjahat juga “eat” semua orang, semua kalangan “eat, eat dan eat”. Itu semua menandakan bahwa banyaknya penyebutan suku kata berarti kekayaan kreatifitas dalam pengolahan kata. Inggris tidak lebih hebat daripada Jawa Timur. Ini baru kata makan. Sekarang kata “padi, beras dan nasi”. Padi ketika masih hidup dan masih di sawah, beras ketika sudah diproses dimesin giling dan nasi ketika sudah dimasak. Itu kalau dalam Bahasa Indonesia. Berbeda dengan bahasa Jawa. Dalam Bahasa Jawa ada empat tahap, Pari, gabah, beras (wos), sego. Kalau di Inggris, kata padi disebut rice, beras juga rice, nasi juga rice. Ini sudah membuktikan kalau Jawa Timur itu memang hebat.”
Si murid tersenyum penuh arti. Lalu pak guru melanjutkan,
“Kalau di negara-negara maju sekarang sedang berlomba-lomba menciptakan pembungkus makanan yang ramah lingkungan, sebenarnya Jawa Timur dari dulu sudah punya pembungkus makanan yang ramah lingkungan yaitu, daun pisang, daun jati, dan daun ploso. Orang-orang Jawa ada beribu-ribu yang bisa membaca dan bahkan hafal Al-Qu’ran, lagu-lagu Barat, lagu Korea, lagu Mandirin dll. Coba bisa tidak orang Arab, orang Amerika, orang Cina, orang India, orang Singapura, dan orang-orang yang hidup di negara maju lainya suruh menyanyikan lagu Lir-ilir, Asmarandhana, Dhandanggulo, Gundul gundul pacul. Mereka tidak akan bisa. Karena Jawa Timur lebih hebat dari mereka.”
Si murid makin kagum dengan perkataan pak guru.
“Siapa bilang Cina itu masyarakatnya sejahtera, di Cina orang hamil dibatasi, di Amerika membuat partai politik dibatasi, di Jepang banyak orang tidak punya teman. Bersifat individualis semua. Tapi, kalau Jawa Timur. Mau banyak uang, mau banyak utang, mau melarat, mau kaya, mau miskin, mau besok dicabut nyawanya masih bisa tertawa-tawa sambil ngopi sana sini. Yang masih punya hutang tak sungkan untuk hutang lagi, yang tak punya uang, masih santai mencari, yang berhati malaikat banyak dan yang berhati syetan apalagi. Masih mau bilang kalau Jawa Timur tidak lebih hebat dengan negara-negara maju?”
Si murid hanya menggelengkan kepala.
ӝ ӝ ӝ
Kisah ini hanyalah sebuah fikif belaka yang mengajak kita agar lebih bangga dengan tanah kelahiran kita daripada terus-menerus membanggakan negeri orang lain. Kita jangan hanya memandang dari satu arah saja, tapi kita harus mampu melihat dari berbagai sudut pandangan yang berbeda. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar