Oleh:
Kang Aswan
Wiji
Thukul namanya
Ia
selalu memimpikan sebuah keadilan
Ia
selalu berjuang untuk rakyat
Ia
selalu sudi untuk berkorban menaruhkan segalanya
Membela
orang-orang yang bahkan tak dikenalnya
Rela
menumbalkan diri sendiri bahkan keluarga dan sanak famili
Marabahaya
menjadi santapan sehari-hari
Resiko
tak ubahnya seperti kopi di pagi hari
Darinya
aku bertanya
Darimanakah
asal keberanianya?
Apakah
karena dari cintanya terhadap tanah air?
Atau
mungkinkah dari visi hidupnya?
Entahlah
Hanya
ia yang tahu darimana keberaniannya berasal
Aku
rindu suara cadelnya ketika berteriak tentang kebenaran
Aku
rindu sajak-sajaknya yang selalu menjadi kabar buruk bagi penguasa
Ia
bukan artis
Ia
juga bukan sosialita
Tapi
ia adalah seorang pejuang
Pejuang
keadilan dan kebenaran
Mungkin
ia telah tiada
Tapi
suaranya masih bergema dan bahkan berlipat ganda
Singaraja, 22
November 2016
#Save Aktivis

Tidak ada komentar:
Posting Komentar