By: Kang Aswan
Ada sebuah kisah seseorang yang hidup sendiri an di atas gunung. Orang
itu hanya ber ibadah sepanjang hidupnya hingga 500 tahun tanpa melakukan
kemaksiatan.
Suatu hari dia berdoa kepada Allah. Dalam doanya ia meminta agar kelak ketika dia meninggal, dia meminta agar meninggal dalam keadaan sujud.
Doa itupun terkabulkan. Dia meninggal dengan keadaan sujud. Orang yang begitu suci selama 500 tahun hidupnya hanya digunakan untuk beribadah menyembah Allah. Akan tetapi ada sedikit kesombongan dalam hati membuatnya lupa akan rahmat Allah.
Dalam dialognya dengan Allah.
Suatu hari dia berdoa kepada Allah. Dalam doanya ia meminta agar kelak ketika dia meninggal, dia meminta agar meninggal dalam keadaan sujud.
Doa itupun terkabulkan. Dia meninggal dengan keadaan sujud. Orang yang begitu suci selama 500 tahun hidupnya hanya digunakan untuk beribadah menyembah Allah. Akan tetapi ada sedikit kesombongan dalam hati membuatnya lupa akan rahmat Allah.
Dalam dialognya dengan Allah.
Allah bertannya, "wahai hamba ku yang taat,
bekal apa yang kamu bawa hingga kamu yakin akan masuk surga?".
Orang alim itupun menjawab dengan penuh percaya diri. "Hamba yakin masuk surga karena amal ibadah hamba".
Lalu Allah berkata pada malaikat. "Wahai malaikat, masukkan orang ini kedalam neraka, karena dia telah sombong terhadap ku".
Orang itupun kebingungan, kenapa dia dimasukkan di neraka padahal selama hidup dia tidak pernah melakukan kemaksiatan apa pun.
Lalu Allah berkata pada nya. "Wahai hamba ku, apakah kamu lupa siapa
yang memberikan mata untuk melihat, siapa yang telah memberikan telinga
untuk mendengar, dan siapa yang memberikan kesehatan sehingga kamu bisa
menjalankan ibadah?"
Dia pun menjawab. "Engkau Ya Allah."
Lalu Allah kembali bertanya. "Lalu bagaimana kau bisa mengatakan kalau
kamu masuk surga karena amal ibadah mu, padahal kamu masuk surga karena
rahmat ku."
Seketika itupun hamba yang taat itu bersujud meminta ampunan pada Allah atas kelalaiannya.
Teringat juga kisah Imam Ghozali dan seekor lalat. Waktu Imam Ghozali
sedang menulis ada seekor lalat hinggap di pucuk penanya dan minum
tintanya. Lalu Imam Ghazali membiarkan lalat itu minum karena kasihan.
Perlu di ketahui bahwa Imam Ghozali masuk surga buka karena ibadahnya
dan juga bukan karena karya tulisnya. Tapi Imam Ghozali masuk surga
karena kasihan pada seekor lalat.
Teringat juga kisah Syaidinna
Umar bin Khatab dan seekor burung pipit. Suatu hari ketika beliau
berjalan dan melihat ada anak kecil sedang mencabut bulu-bulu burung
pipit. Lalu beliau mendekati anak itu dan berkata.
"Biar saya beli burung itu nak." Syaidinna Umar pun membeli burung yang tersiksa itu lalu melepaskannya. Perlu di ketahui juga Syaidinna Umar masuk surga juga bukan karena ketaatannya tapi karena menolong burung tersebut.
"Biar saya beli burung itu nak." Syaidinna Umar pun membeli burung yang tersiksa itu lalu melepaskannya. Perlu di ketahui juga Syaidinna Umar masuk surga juga bukan karena ketaatannya tapi karena menolong burung tersebut.
Sahabat renungkanlah kisah-kisah ini. Seorang yang ibadah 500 tahun,
seorang Khalifah sekaligus sahabat Rasul, dan seorang Imam besar yang
jelas2 taat beribadah kepada Allah saja masuk surga bukan karena ibadah
meraka. Lalu bagaimana dengan kita? Kita yang masih jarang beribadah,
kita yang masih melakukan kemaksiatan, apa kita pantas masuk surga?
Ketahuilah bukan amal ibadah yang menjamin masuk surga akan tetapi rahmat Allah lah yang akan membawa kita masuk surga.
Sahabat ku sekalian marilah kita berbuat baik dalam bulan yang penuh berkah ini. Semoga di bulan yang penuh kasih ini kita selalu mendapatkan rahmat Allah SWT. Ammiiin
Ketahuilah bukan amal ibadah yang menjamin masuk surga akan tetapi rahmat Allah lah yang akan membawa kita masuk surga.
Sahabat ku sekalian marilah kita berbuat baik dalam bulan yang penuh berkah ini. Semoga di bulan yang penuh kasih ini kita selalu mendapatkan rahmat Allah SWT. Ammiiin
SUMBER
Kitab Irsyadul Ibad karya asy Syaikh Zainuddin bin Abdul Aziz al-Malibary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar