KH Khalil Bangkalan merupakan sosok yang memiliki kharisma dan ilmu yang tinggi. Ia juga seorang muallif (penulis kitab) walaupun tidak seproduktif Syaikh Nawawi Al-Bantani ataupun Syaikh Mahfudz At-Tarmisi, dan Syaikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi. Di antara karya tulisannya adalah Kitab Silah fi Bayin Nikah (tentang tata cara, adab, dan hukum pernikahan), Kitab Tarjamahan Alfiyah ibn Malik, Kitab Asma'ul Husna (berbentuk nadham berbahasa Jawa-Madura), Ijazah Barzakhiyah (berupa himpunan do'a dan wirid), Salawat Kiai Khalil Bangkalan (dihimpun oleh KH Khalil Muhammad dalam I'anatur Raqibin), Wirid-wirid Kiai Khalil Bangkalan (dihimpun oleh KH Bisri Rembang dalam kumpulan Do'a al-Haqibah).
Walaupun KH Khalil tidak meninggalkan banyak karya tulis, namun ia telah meninggalkan banyak jejak sejarah yang tidak tertulis dalam literatur yang baku. Ia mengembangkan pendidikan alternatif, yaitu dengan mendirikan pondok pesantren.
KH Khalil Bangkalan merupakan guru para ulama besar di Pulau Jawa dan Madura pada abad IXX hingga XX. Jejak langkah perjuangannya tetap menjadi monumen yang terus hidup dalam relung hati para penerus dan pengikutnya. Hingga saat ini di Indonesia terdapat 6000 pesantren lebih, dimana sebagian besar pengasuhnya memiliki sanad (persambungan) dengan KH Hasyim Asy'ari, KH A. Wahab Hasbullah, KH Bisri Syamsuri, dan kiai-kiai besar lainnya. Sebagaimana diketahui bahwa semua kiai tersebut adalah santri-santri KH Khalil Bangkalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar