BIOLA
TAK BERDAWAI
Oleh:
Kang Aswan
Tak
bertuan dan tak mungkin berdawai.
Aku
sering terpaku melihat orang bermain biola.
Alat
musik ini sangat sarat akan filosofi.
Gelap,
berwibawa.
Seperti
ada nyawa didalamnya.
Sesosok
wanita cantik dengan wajah penuh akan seni mengahampiriku.
Dengan
berjalan begitu elok.
Ia
memberikanku sebuah biola yang begitu mempesona.
Kini
ia berada ditanganku, berkilat, melengkung, dingin, anggun, sekalipun begitu
rapuh.
Ia
tampak seperti perempuan yang sangat cantik.
Bertubuh
sangat terhormat.
Aku
bahkan tak bisa memegangnya dengan benar.
Namun,
ketika biola itu ku sampirkan dipundakku, aku sergap dengan perasaan nyaman
yang tak bisa aku jelaskan.
Wanita
cantik itu tertawa geli melihatku yang tampak kaku.
Tampak
jelas memang aku terlahir bukan sebagai seorang pemain biola.
Tanganku
kasar untuk senar-senar yang halus.
Telapak
tanganku terlalu besar untuk memegang bodynya yang ramping.
Biola
itu tak berdawai dipelukanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar