Sabtu, 11 Februari 2017

Hujan & Kopi



Hujan & Kopi
Oleh: Kang Aswan
Hidup tak harus selalu cerah, hidup juga tak harus selalu terasa manis. Kadang kita perlu merasakan badai dan petir, kadang juga pahit agar rasa manisnya terasa lebih nikmat.

Suara rintik hujan terdengar dari luar pintu. Air turun perlahan. Bercucuran, jatuh membasahi daun, menyumbui tanah. Semua tanaman tampak gembira dengan belaian lembut air hujan yang begitu anggun dan teratur. Sistematis. Hujan itu cair berbeda dengan es atau salju.
Rintik hujan adalah gambaran sebuah keindahan, keromantisan, kelembutan, keteraturan dan kenyamanan. Butiran-butiran kecil yang merdu dalam gemericik. Mengusik sebuah penantian yang tak berujung kepastian. Membongkar dan merangkai kenangan-kenangan yang tercecer tak beraturan. Rintik hujan adalah sebuah ritme yang selaras dan memanjakan mata untuk sekedar tertegun dan beristirahat atas aktivitas yang menjenuhkan. Mengganti kata lain selain diam.
Hujan selalu tentang kenangan dan tentunya kenangan tentang sebuah rasa. Kenangan yang akan kembali menyeruak masuk ketika turun hujan.
Makin lama makin terasa dingin. Hangatnya secangkir kopi mungkin bisa sedikit menghangatkan. Bukan mungkin, memang dapat menghangatkan bahkan melengkapi momen romantis ini. secangkir kopi adalah ketenangan, manajemen waktu yang bermain cantik untuk akhirnya bermuara pada kepuasan. Terlihat dan terasa romantis mendengarkan rintik hujan dan menyeruput secangkir kopi. Secangkir kopi adalah harapan.
Secangkir kopi selalu menceritakan tentang semangat dan harapan karena mampu menghangatkan. Dan hujan selalu menceritakan tentang kenangan. Kenangan yang akan selalu ada dalam benak.
Kenangan tak selalu tentang yang manis. Kadang ada kalanya kenangan itu pahit seperti secangkir kopi. Sesempurna apapun racikan kopi dibuat, pasti ada rasa pahit sebagai pelengkapnya. Seindah apapun sebuah rasa dirangkai, pasti sakit hati selalu ada sebagai penyempurnanya.
Hidup tak harus selalu cerah, hidup juga tak harus selalu terasa manis. Kadang kita perlu merasakan badai dan petir, kadang juga pahit agar rasa manisnya terasa lebih nikmat.
Singaraja, 11 Februari 2017
Mengenangmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar