Kamis, 09 Februari 2017

Nikahi KOHATI mu Maka Sempurnalah HMI mu





Nikahi KOHATI mu Maka Sempurnalah HMI mu
Oleh: Kang Aswan

Ya Allah, sekiranya aku jatuh cinta, sandarkanlah cintaku kepada seorang hamba (KOHATI), yang melabuhkan cintanya kepada-Mu, agar bertambahnya kekuatan untuk lebih mencintai-Mu.

Nikahi KOHATI mu Maka Sempurnalah HMI mu, kata-kata ini sangat ngetren di kalangan kader-kader HMI akhir-akhir ini. Bahkan yang seharusnya kata, Jayalah KOHATI, Bahagia HMI diganti dengan Bahagiakan KOHATI, Jayalah HMI. Ya, wajar memang ketika kita berbicara HMI, maka kurang lengkap rasanya jika tidak membahas juga tentang KOHATI. HMItanpa KOHATI bagaikan masakan tanpa garam, bagaikan tungku yang tak berapi, bagaikan perahu yang tak berlayar dan bagaikan aku tanpa kamu.

KOHATI adalah badan khusus HMI yang berfungsi sebagai wadah membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-Wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Di tingkat internal HMI, Kohati berfungsi sebagai bidang keperempuanan. Di tingkat eksternal HMI, berfungsi sebagai organisasi keperempuanan. Kohati terdiri dari Kohati PB HMI, Kohati Badko HMI, Kohati HMI Cabang, Kohati HMI Korkom, dan Kohati HMI Komisariat.

Ada dua alasan utama awal didirikannya KOHATI, yaitu: pertama, secara internal; departemen keputrian yang ada waktu itu tidak mampu lagi menampung kuantitas para kader HMI-Wati, di samping basic needs anggota tentang berbagai persoalan keperempuanan yang kurang bisa difasilitasi oleh HMI. Departemen keputrian yang hanya berjumlah dua orang tidak akan mampu memformulasikan dan mengimplementasikan suatu kegiatan. Dengan hadirnya sebuah institusi yang secara spesifik menampung kepentingan Mahasiswa Islam, HMI-Wati, diharapkan secara internal, dapat memiliki keleluasaan untuk mengatur diri mereka sendiri dan lebih memungkinkan untuk terjadinya pemenuhan kebutuhan organisasi yang muncul dari basic needs anggotanya sendiri, yaitu HMI-Wati. Kedua, secara eksternal; bahwa di masa itu organisasi-organisasi yang ada berbuat semata-mata hanya sebagai alat revolusi, sehingga dirasakan perlu dibuat organisasi perempuan di tubuh HMI dalam rangka memperluas misi HMI untuk bidang pemberdayaan perempuan untuk melakukan suatu aktifitas organisasi yang menampung basic needs sebagai mahasiswi p yang dirasakan tetap perlu dan tidak akan pernah berakhir.

Atas pertimbangan itulah, badan khusus Kors HMI Wati (KOHATI) yang bersifat otonom dibentuk tanggal 17 Sebtember 1966 M bertepatan dengan 2 Jumadil Akhir 1386 H, pada kongres ke-8 HMI di Surakarta tanggal 10-17 September 1966.

Dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) HMIPasal 47, Kohati memiliki dua tugas, yaitu: pertama, Melakukan pembinaan, pengembangan dan peningkatan potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan. Kedua, melakukan advokasi terhadap isu-isu keperempuanan.
Kohati juga memili hak dan kewenangan untuk: a) memiliki Pedoman Dasar Kohati. b) Kohati berhak untuk mendapatkan informasi dari semua tingkatan struktur kepemimpinan HMI untuk memudahkan Kohati menunaikan tugasnya. c) dapat melakukan kerjasama dengan pihak luar, khususnya dalam gerakan keperempuanan.

Kohati sangatlah penting dalam organisasi HMI. Melihat realitas saat ini secara global bangsa kita dilanda keprihatinan yang berkepanjangan. Terkait persoalan-persoalan sosial yang tidak kalah merajalelanya adalah kasus-kasus perempuan, seperti masalah ekonomi dan kesejahteraan, seringkali perempuan yang menjadi korbanya. Ketidak stabilan perekonomian menjadikan perempuan harus mampu menghadapinya agar tetap bisa bertahan hidup.

Sebagai generasi penerus bangsa sudah menjadi komitmen kita bersama (HMI dan KOHATI) untuk merespon persoalan-persoalan sosial dan segala ketimpangan yang ada agar mampu mengangkat martabat bangsa ini kembali dari keterpurukan.

Kembali kejudul tulisan ini, berbicara tentang HMI memang tak lepas dari KOHATI. Dalam setiap kesempatan pertemuan internal maupun eksternal, ada HMI pasti ada KOHATI. Dan tak jarang juga benih-benih perasaan itu muncul secara tidak diduga. Perasan suka muncul bagaikan cuaca pancaroba, tak dapat ditebak kapan hujan dan kapan tidak hujan. Begitu pula dalam dinamika HMI.

Ada sisi positif dan negatif ketika HMI dan KOHATI bersatu dalam ranah ta’aruf. Mengapa demikian? Ya, dalam kehiduapn memang hanya ada dua hal tersebut positif dan negatif. Dampak positif dari bersatunya HMI dan KOHATI dalam ranah cinta adalah mempersolid hubungan dalam berhimpun, semangat untuk berproses dan berhimpun akan menjadi besar. Sekilas melihat senyumannya akan menjadikan lecutan semangat yang luar biasa. Dan dampak negatifnya adalah ketika hubungan itu sudah mengalami konflik, maka rusaklah proses dalam berhimpun. Dua perasaan yang sedang berkonflik akan berimbas juga dalam organisasi. Begitu kira-kira analisis sederhananya.

Manusia dan kehidupan manusia tidak bisa lepas dari apa yang disebut cinta (love). Karena cinta adalah fitrahnya manusia. Dan cinta yang benar menurut Islam ialah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali imbalan yang datang dan diridhoi Allah Ta’ala.

Sebaliknya, cinta yang tidak dilandasi rasa ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, akan memunculkan cinta buta (love is blind). Yakni, cinta yang didasari kerena nafsu duniawi semata.

So, Nikahi KOHATI mu, Maka Sempurnalah HMI mu adalah kata-kata yang berat. Tanpa konsisten, tanpa keseriusan untuk benar-benar mau berjuang dalam satu atap, jangan berani-berani jatuh cinta dengan KOHATI, karena KOHATI adalah perempuan pilihan.

Singaraja, 10 Februari 2017

Penulis lagi baper :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar